Daftar Altcoin Terbaik untuk Investasi Aset kripto
Dilansir dari artikel Indodax Academy dengan judul Daftar Altcoin Terbaik Tahun 2022, ada lima altcoin terbaik untuk investasi asset kripto, yaitu:
Tidak salah Polygon (MATIC) masuk menjadi salah satu dari lima altcoin terbaik untuk investasi kripto.
Bagaimana tidak? Berdasarkan data dari Coingecko, Polygon (MATIC) masuk dalam daftar top 10 peringkat di Coingecko.
Polygon (MATIC) yang sudah terlisting di Indodax ini juga menjadi salah satu kripto yang tengah digandrungi oleh para investor saat ini.
Merupakan token ERC-20, Polygon MATIC dapat menanggulangi tingginya gas fee tanpa melepaskan keamanan pengguna.
Koin MATIC dikembangkan oleh para pengembang Ethereum India, yakni Jaynti Kanani, Sandeep Nailwal, Anurag Arjun, dan Mihailo Bjelic sebagai solusi permasalahan jaringan, gas fee, kecepatan transaksi, dan skalabilitas Ethereum.
Tidak hanya sebagai instrumen investasi, matic juga bisa digunakan untuk staking.
Solana (SOL) menjadi salah satu altcoin yang bisa dijadikan pilihan. Solana masuk dalam daftar top 20 berdasarkan market Coingecko dan merupakan kripto yang udah ter-listing di Indodax.
Solana digadang menjadi Ethereum killer karena memberikan layanan transaksi cepat namun murah dan teknologinya dilengkapi oleh teknologi smart contract.
Keunggulan yang dimiliki Solana yaitu penggabungan konsensus Proof-of-Stake dan Proof-of-History untuk memaksimalkan skalabilitasnya.
Dengan transaksi cepat 65.000 TPS (Transaction Per Second) hanya dengan biaya 0,00025 dolar AS, tentu jauh lebih efisien dibandingkan Ethereum.
Ether, adalah altcoin nomor satu dan kripto nomor dua berdasarkan pemeringkatan Coingecko.
Maka tidak heran altcoin satu ini masuk menjadi salah satu altcoin terbaik untuk berinvestasi.
Didirikan oleh Vitalik Buterin, Ethereum menjadi suatu platform blockchain yang memiliki banyak sekali kelebihan dibanding Bitcoin.
Salah satunya jaringannya yang sering dipakai untuk berbagai macam hal seperti smart contract ataupun pembuatan token token yang kini banyak beredar.
Token Ether sering digunakan untuk membeli NFT di platform marketplace NFT ternama.
Dogecoin adalah salah satu kripto yang masuk ke dalam top 10 pemeringkatan kripto menurut Coingecko.
Maka dari itu tidak bisa kita pungkiri bahwa kripto ini masuk menjadi salah satu altcoin yang pas untuk berinvestasi.
Dogecoin yang merupakan sebuah meme coin memiliki banyak sekali penggemar berkat didompleng oleh CEO Twitter, Elon Musk.
Dogecoin dibuat oleh insinyur IBM Billy Markus dan insinyur Adobe Jackson Palmer.
Dengan jumlah dogecoin yang tidak terbatas, Harga doge yang mudah berubah karena volatilitas nya cukup tinggi sehingga bisa menuai return yang bagus.
Memiliki harga yang murah, dan tingkat popularitas yang tinggi tidak heran altcoin ini selalu bertengger di peringkat atas.
Litecoin masuk dalam top 20 peringkat koin berdasarkan Coingecko.
Litecoin merupakan kripto dibawah lisensi MIT/X11 yang merupakan hasil modifikasi dari Bitcoin.
Litecoin yang diterbitkan pada tahun 2011 oleh Charlie Lee bertujuan untuk mengembangkan versi Bitcoin yang lebih cepat dan murah.
Litecoin telah listing di Indodax dimana sebelum membeli Kamu bisa mengecek harga litecoin di sini dan litecoin bisa dipilih oleh para investor yang ingin berinvestasi di altcoin.
Jadi, begitulah penjelasan singkat mengenai apa itu altcoin dan seluk beluknya.
Adapun jenis-jenis Altcoin lainnya yang bisa Kamu transaksikan ada di Indodax. Kamu bisa melihatnya di halaman market Indodax dan cari yang menguntungkan.
Jika masih penasaran dan membutuhkan pencerahan, silakan kunjungi Indodax Academy.
Bagi para trader maupun investor kripto pastinya sangat menantikan musim bullish sehingga bisa mendapatkan keuntungan. Nah, bursa kripto cenderung mengikuti pergerakan harga bitcoin sebagai acuan harga. Namun, ada kalanya koin lainnya justru menghijau dan naik melebihi pergerakan harga bitcoin. Hal ini dinamakan altcoin season.
Namun, apa itu altcoin season? Dan kapan ini terjadi? Yuk, simak artikel berikut ini!
GenpOp. -- Aset kripto terdiri dari banyak koin. Namun dari semua koin, ada dua jenis yang umum diketahui, yaitu Bitcoin dan yang bukan Bitcoin.
Koin yang bukan Bitcoin disebut Altcoin yang merupakan singkatan alternative coin (koin alternatif).
Dengan demikian, altcoin adalah coin yang merujuk pada koin-koin alternatif dari Bitcoin, yaitu koin kripto selain Bitcoin.
Ada begitu banyak altcoin yang diciptakan di dunia kripto. Lantas apa saja yang termasuk Altcoin?
Berikut penjelasan lengkapnya mengenai daftar Altcoin terpopuler yang perlu kamu ketahui.
+ Resmi! ETF Bitcoin Spot Diakui di Amerika Serikat untuk Pertama Kali
+ 8 Aset Kripto Terbaik Tahun 2024 Berdasarkan Kapitalisasi Pasar, Bisa Buat Investasi!
+ 10 Faktor Mengapa Harga Bitcoin dan Altcoin akan Naik pada 2024
+ Harga Bitcoin pada Tahun 2024 Diprediksi Bakal Naik Signifikan
+ 8 Cara Memilih Aset Kripto Terbaik, Biar Gak Boncos!
Ethereum adalah salah satu kripto terkemuka di pasar pada tahun 2024. Jaringan Ethereum mendukung smart contract, yang merupakan perjanjian yang dijalankan sendiri yang dapat mengotomatisasi tugas tanpa perantara.
Ethereum dikenal menjalankan smart contract yang secara otomatis dijalankan ketika kondisi terpenuhi dan token non-fungible (NFT).
Sebagai platform kripto dan blockchain, Ethereum adalah favorit beberapa pengembang program. Ethereum juga menampung sejumlah besar DApps dan NFT. Harga ETH sudah naik lebih dari 721,835 persen sejak diluncurkan pada Juli 2014.
Harga Ethereum mengalami fluktuasi nilai yang luar biasa. Dari April 2016 hingga 2 Januari 2024, harganya naik dari sekitar £8 (Rp 157 ribu) menjadi sekitar £1.895 (Rp 37 juta).
Pada puncaknya pada November 2021, nilainya adalah £3.400 (Rp 67 juta), yang menunjukkan volatilitasnya.
Market Cap: £227 miliar / $267 miliar (sekitar Rp 4.400 triliun)
Ketika investor memasuki industri mata uang kripto, ada sebuah istilah yang dikenal sebagai altcoin yang mengacu pada semua jenis mata uang kripto selain Bitcoin. Sejak pertumbuhan cepat Bitcoin di tahun 2013, sangat banyak proyek mata uang kripto lainnya diciptakan untuk menyaingi Bitcoin. Data dari CoinMarketCap menunjukkan bahwa ada lebih dari 17.000 proyek altcoin yang beredar di seluruh dunia, dari koin meme hingga ke stablecoin.
Bitcoin adalah mata uang kripto sukses pertama yang ditemukan di tahun 2009. Belajar dari kesuksesan dan kegagalan Bitcoin, banyak proyek mata uang kripto lainnya diciptakan. Bitcoin di tahun 2011 silam, kurang akan utilitas selain fungsinya sebagai sistem pembayaran elektronik digital peer-to-peer, untuk menyelesaikan kurangnya utilitas ini, pakar komputer lainnya menciptakan jenis-jenis mata uang kripto yang berbeda-beda, untuk menyelesaikan masalah yang tidak bisa diselesaikan oleh Bitcoin.
Sepanjang berjalannya waktu, sudah ada banyak proyek kripto yang dikembangkan, untuk menyaingi Bitcoin ataupun sebagai proyek pelengkap itu sendiri.
Proyek-proyek kripto lain ini disebut sebagai Altcoin. “Alt” adalah singkatan untuk kata alternatif, dan “Coin” berarti suatu mata uang kripto atau Bitcoin. Altcoin dapat diartikan sebagai mata uang kripto alternatif dan bisa juga sebagai alternatif Bitcoin.
Ethereum adalah altcoin terbesar dalam halnya kapitalisasi pasar dan selalu berada di posisi nomor dua di ranking aset kripto sejak tahun 2105.
Mining based altcoin
Altcoin yang satu ini, membutuhkan proses penambangan terlebih dahulu untuk mendapatkan koin baru.
Proses ini sama dengan Bitcoin yang membutuhkan proses penambangan untuk mendapatkannya.
Salah satu altcoin berbasis pertambangan paling terkenal yaitu Ethereum.
Stablecoin adalah altcoin dengan backup asset 1:1 dengan komoditas fisik nya. Altcoin jenis ini bertujuan untuk menanggulangi volatilitas Bitcoin.
Contoh stablecoin yang paling terkenal yaitu USDT yaitu kripto yang memiliki backed asset 1:1 dengan harga dollar US
Mirip dengan stablecoin, Security token adalah altcoin yang di backed up kepada satu aset sekuritas tertentu, misalnya emas, nilai tanah, ataupun saham.
Altcoin banyak sekali di launching saat Initial Coin Offering (ICO) atau dengan kata lain penawaran koin awal
Token utilitas merupakan Altcoin yang dibuat untuk memfasilitasi kebutuhan tertentu dan dijual sebagai bagian dari ICO dan direalisasikan dengan teknologi blockchain.
Contoh utility token yang diperdagangkan di Indodax yaitu Smooth Love Potion (SLP)
Altcoin Lebih Maju dari Segi Fungsi
Karena altcoin muncul setelah bitcoin dan memiliki tujuan untuk alternatif yang jauh lebih baik, maka altcoin memiliki fitur yang jauh lebih baik dibandingkan dengan bitcoin.
Misal Ethereum yang jaringannya bisa dipakai banyak token untuk membuat token.
Kapan terjadi Altcoin Season?
Tentunya dengan mengetahui kapan altcoin season terjadi akan memberikan keuntungan yang besar bagi investor jika memilih altcoin yang tepat.
Dalam musim ini, para investor harus jeli melihat mana koin yang akan meroket to the moon dan mana yang bergerak stagnan. Semakin awal mengetahui kapan altcoin terjadi, maka akan semakin besar kesempatan mendapatkan keuntungan yang besar pula.
Biasanya musim ini dapat dimulai dari kenaikan secara drastis altcoin. Hal ini pernah terjadi pada saat meme coin dan NFT booming sebelum diikuti altcoin lainnya.
Dengan mengetahui tren baru dalam dunia kripto akan memberikan kemudahan dalam memilih altcoin sesuai tren yang sedang berlangsung. Selain melihat dari tren, terjadinya altcoin season juga dapat dilihat melalui analisis volume perdagangan pasar dan altcoin.
Jika volume perdagangan altcoin meningkat, sedangkan volume perdagangan Bitcoin stabil atau menurun, maka bisa menjadi tanda bahwa musim ini akan segera terjadi.
Para investor juga bisa mencari referensi lewat situs yang dapat membantu menentukan kapan musim ini terjadi. Salah satunya adalah Blockchain Center yang menawarkan fitur indeks altcoin season.
Staking based token
Yaitu jenis altcoin yang memakai proses staking untuk memverifikasi transaksi dan menambahkan lebih banyak koin ke pasokan.
Yaitu jenis altcoin yang memberikan hak suara kepada pemegang untuk membantu membentuk masa depan proyek.
Perbedaan Altcoin dan Bitcoin
Perbedaan yang paling jelas dari Bitcoin dan altcoin lainnya adalah di kapitalisasi pasar. Berdasarkan Coingecko saat ini, Bitcoin mendominasi sebanyak 38% dari seluruh kapitalisasi pasar kripto. Bahkan di masa lalu, Bitcoin pernah mendominasi pasar kripto sebanyak 90% di tahun 2014.
Dominasi Bitcoin terhadap altcoin sepanjang sejarah
Banyak lembaga internasional menganggap hanya Bitcoin yang layak untuk dipanggil sebagai ‘emas digital’ karena dominasinya terhadap industri kripto dan keberlangsungan hidupnya sejak tahun 2011. Banyak proyek-proyek kripto lainnya yang gagal sebelum bisa mewujudkan ide dan tujuan mereka.
Saat Bitcoin sangat fluktuatif, banyak altcoin yang jauh lebih fluktuatif. Bitcoin memang sangat fluktuatif dalam pergerakan harganya jika dibandingkan dengan jenis aset lainnya, namun semakin dewasa dan membesarnya nilai pasar, volatilitas harga Bitcoin menjadi semakin normal, terkecuali ketika terjadi bull run ataupun market crash.
Di lain sisi, altcoin dengan kapitalisasi pasar yang lebih kecil dapat sangat fluktuatif, terutama altcoin yang kurang dikenal dengan nilai kapitalisasi pasar di bawah $1 miliar. Mudah bagi pelaku curang untuk mengganggu altcoin dengan kapitalisasi pasar rendah dan menyebabkan harganya jatuh.
Namun, altcoin memiliki target profit lebih baik, karena nilainya bisa meningkat secara drastis. Sebagai contoh, Shiba Inu meningkat nilainya lebih dari 2 juta persen (2,000,000%) di bull run tahun 2021. Ada juga Luna Classic (sebelumnya LUNA) yang jatuh nilainya sampai 99,9% selama market crash tahun 2022.
Saat Bitcoin diciptakan di tahun 2009, saat itu masih jauh dari kata sempurna dan berguna. Sekarang, Bitcoin masih menghadapi permasalahan yang sama terkait skalabilitas dan utilitasnya. Hal ini menjadi alasan altcoin tertentu bekerja pada masalah-masalah skalabilitas dan menciptakan proyek layer-2. Untuk utilitas nya, sudah banyak token-token exchange yang dapat digunakan untuk memfasilitasi kebutuhan pedagang di dalam bursa sentral dan juga bursa terdesentralisasi (DEX). Hal ini adalah bagian dari perbedaan teknologi antara Bitcoin dan altcoin-altcoin lainnya.
While every altcoin’s tokenomics are varied, nowadays there are less and less altcoin that use the mining activities to produce blockchain’s blocks.
Ada 2 jenis altcoin berdasarkan bagaimana mereka tercipta, koin proof of work yang membutuhkan asetnya untuk ditambang, dan koin proof of stake yang membutuhkan asetnya dikunci untuk memproduksi koin lainnya.
Contoh dari altcoin PoW adalah: Litecoin (LTC), Dogecoin (DOGE) dan Ethereum Classic (ETC) yang semuanya masih membutuhkan peralatan mining untuk memproduksi blok pada blockchainnya.
Contoh altcoin POS adalah: Ethereum (ETH), Cardano (ADA) dan Solana (SOL)
There are different types of altcoin known for its stable value, which is the stablecoin. The stablecoin value is pegged or tied with another asset value such as world currency, stocks or commodities. This made stablecoin’s value less volatile compared to other altcoin types
Example of stablecoins are: USDT, USDC, DAI and AMPL
Dapat juga disebut token DeFi. Altcoin ini tidak memiliki jaringan blockchain mereka sendiri, nyatanya mereka bisa berjalan pada beberapa jaringan blockchain. Jenis altcoin ini dapat digunakan untuk kegiatan perbankan terdesentralisasi seperti simpan dan pinjam di dalam protokol smart contract.
Contoh altcoin DeFi adalah: Uniswap (UNI), Lido (LDO) dan AAVE
Bitcoin dan Ethereum menghadapi masalah skalabilitas seperti biaya transaksi tinggi, kecepatan jaringan dan jumlah blok yang dapat diproduksi, ada beberapa altcoin yang membantu memecahkan masalah ini, dan mereka disebut sebagai solusi layer-2. Ada Proyek layer-2 dengan token dan altcoin mereka sendiri, dan ada pula proyek layer-2 tanpa adanya token/altcoin.
Contoh altcoin layer-2: Polygon (Matic), Loopring (LRC) dan OMG Network (OMG)
Walaupun diciptakan sebagai candaan dan tidak punya atau minim fungsi. Koin meme juga salah satu jenis altcoin. Hal ini dikarenakan adanya dukungan dari komunitas-komunitas di dalam proyek koin meme tersebut.
Contoh koin meme: Dogecoin (DOGE), Shiba Inu (SHIB), Baby Doge dan banyak lainnya.
Musim altcoin adalah peristiwa atau periode waktu di mana banyak altcoin yang nilainya naik secara signifikan.
Selama musim altcoin (alt season), banyak altcoin yang melewati Bitcoin dalam hal kenaikan harga dan persentase kenaikan harga. Di beberapa kejadian, harga Bitcoin tidak bisa tidak fluktuatif, namun mayoritas harga altcoin meningkat dengan sangat cepat
Dalam bull run kripto, musim altcoin dapat diidentifikasi ketika dominasi Bitcoin berkurang di seluruh kapitalisasi pasar kripto dan indeks altcoin mengingkat dominasinya. Selama bull market, ketika dominasi Bitcoin turun lebih dari 5%, bisa dikatakan alt season akan datang.
TEMPO.CO, Jakarta - Atom merupakan bagian terkecil dari unsur. Dalam teori perubahan kimia Hukum Kekekalan Massa (Teori Atom Dalton), atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, sehingga selalu ada, baik sebelum maupun sesudah reaksi.
Melansir Lantanida Journal (2014), setiap atom mempunyai titik pusat, inti, atau juga disebut sebagai nukleus, yang bermuatan positif, negatif, dan tidak bermuatan. Lantas, apa saja partikel dasar dalam atom?
Menurut Modul Pembelajaran SMA Fisika Kelas XII karya Nursyamsuddin (2020), inti atom adalah bagian dalam dari atom yang menjadi pusat orbit dari elektron. Adapun inti atom atau nuklida tersusun atas neutron dan proton yang jaraknya saling berdekatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip ebook.itenas.ac.id, inti atom pertama kali ditemukan oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden. Atas saran Rutherford, mereka menembaki selembar emas yang sangat tipis dan logam-logam lain dengan menggunakan partikel alfa pada 1909.
Hasilnya, keberadaan partikel alfa dideteksi dari kilatan sinar ketika menabrak kasa seng sulfida di ujung teleskop. Mereka mengamati bahwa sebagian besar partikel alfa menembus lembaran tanpa dibelokkan atau lurus, beberapa partikel alfa sedikit dibelokkan, sejumlah kecil partikel alfa sangat dibelokkan, dan sejumlah kecil partikel alfa dipantulkan kembali ke arah awal.
Berdasarkan pengamatan itu, Rutherford mengusulkan bahwa:
- Sebagian besar massa dan seluruh muatan positif dari atom terpusat di suatu wilayah yang sempit di bagian tengah, yang disebut sebagai inti atom. Atom pada umumnya merupakan ruang kosong.
- Besarnya muatan positif berbeda untuk setiap atom dan sekitar setengah kali berat atom.
- Terdapat sejumlah elektron di luar inti atom yang jumlahnya sama dengan muatan positif pada inti. Secara keseluruhan, atom merupakan sesuatu yang netral secara listrik.
Contoh Soal Inti Atom
Berikut beberapa contoh soal mengenai inti atom:
Investasi kripto beberapa waktu lalu menjadi hal yang booming. Bagaimana tidak? Keuntungan yang bisa didapatkan dari trading kripto bisa menghasilkan cukup banyak uang.
Kripto yang sudah ditemukan sejak tahun 2009 dengan produk awal Bitcoin pun semakin popular dan semakin mendapatkan atensi masyarakat global.
Bitcoin sebagai aset kripto yang banyak diperjualbelikan, memberi keuntungan bagi para investor mata uang digital. Imbasnya, semakin bertambah pula investor yang mulai melirik.
Namun, ternyata investasi kripto tidak hanya terbatas pada Bitcoin saja. Di pasar mata uang kripto ada istilah altcoin yang bisa dipakai untuk berinvestasi.
Potensi keuntungannya juga tak kalah menggiurkan. Bahkan sebagian orang menilai keuntungannya lebih banyak dibanding Bitcoin.
Lantas apa itu altcoin? Mari simak penjelasannya.
“Altcoin” merupakan gabungan dari dua kata “alt/ alternative” dan “coin” yang mencakup semua token atau koin selain Bitcoin.
Peluncuran altcoin yang diluncurkan setelah suksesnya Bitcoin di masyarakat tepatnya pada tahun 2011.
Ditujukan sebagai alternatif koin baru yang jauh lebih baik dari Bitcoin dari segi energi dan kecepatan transaksi.
Perbedaan Altcoin dan Bitcoin
Altcoin dan Bitcoin tentu memiliki banyak perbedaan. Berikut Indodax Academy rangkumkan beberapa perbedaannya:
Struktur Penyusun Inti Atom
Atom terdiri dari inti yang bermuatan listrik positif yang disebut sebagai proton, dan yang tidak bermuatan atau disebut sebagai neutron. Di sekeliling inti terdapat elektron yang bermuatan negatif untuk mengimbangi muatan proton.
Dengan demikian, partikel dasar dalam atom terdiri dari proton dan neutron. Berikut penjelasan selengkapnya:
Berdasarkan file.upi.edu, proton ditemukan Goldstein ketika suatu pendaran (floresensi) terlihat dari tabung sinar katoda yang dilubangi. Hal tersebut menandakan bahwa ada sinar positif yang bergerak dalam tabung dan menumbuk pada ujung lainnya.
Proton adalah partikel dasar yang bermuatan positif dengan muatan sama dengan elektron, tetapi berlawanan tanda, yaitu +1. Massa proton sebesar 1,67492 x 10-27 kilogram atau 1,000885 sma (satuan massa atom yang dibulatkan menjadi 1). Proton diberi lambang p dan jumlahnya disebut sebagai nomor atom, misalnya hidrogen (H) dengan nomor atom 1.
Adanya selisih jumlah massa proton dan elektron dengan massa atom mendorong penemuan neutron. Neutron ditemukan oleh James Chadwick (1891-1974) sebagai partikel dasar yang tidak bermuatan (netral) atau bermuatan nol.
Neutron terdapat pada inti atom dengan lambang n. Massa neutron hampir sama dengan massa proton, yaitu sekitar 1.800 kali lebih berat dari massa elektron.
Namun, menurut repo.uinmybatusangkar.ac.id, pengamatan eksperimental pertama neutron dilakukan Bothe dan Bocker saat menembaki berilium dengan partikel alfa pada 1930. Mereka menemukan radiasi yang mempunyai kemampuan menembus bahan, tetapi tidak menyebabkan ionisasi, yang dianggap sebagai sinar gamma energi tinggi.
Tak lama setelah itu, Curie dan Joliot memperhatikan bahwa radiasi yang jatuh pada parafin akan menghasilkan proton berenergi tinggi. Pada 1932, James Chadwick kemudian memberikan penjelasan bahwa radiasi tersebut sebagai partikel netral yang memiliki massa hampir sama dengan proton, sehingga dianggap sebagai neutron.